Analisis Zat Aktif Dalam Sediaan Salep Eritromisin
I.
Introduction
Salep topikal Akne-mycin
(erythromycin) mangandung erythromycin
yang didapat dari Streptomyces erythraeus.
Akne-mycin dikemas dalam tube 25 gram . disimpan pada suhu dibawah 27°C (80°F).
Salep topikal eritromisin
mengandung antara lain : 20 mg erythromycin ,mineral oil,petrolatum paraffin talcum
titanium dioxide trilaureth 4 phosphateoleyl oleate tricetareth 4 phosphate cetostearylalcohol
dan sorbitol.
Analisis salep eritromisin dilakukan
dengan menggunakan metode kromatografi kinerja tinggi dengan prosedur pemisahan
zat aktif dan pengisi dari salep terlebih dahulu, kemudian di larutkan dalam
pelarut yang sesuai dan dianalisis dengan eluen yang sesuai pula.
II.
Monografi
Zat Aktif
Nama :
Erythromycinum
Formula : C37H67NO13
Berat
Molekul : 733,94
Struktur :
Pemerian : Serbuk
hablur putih agak kuning, tidak berbau atau praktis tidak berbau
Kelarutan : Sukar
larut dalam air, larut dalam etanol, dalam klorofom dan dalam eter
Identifikasi :
Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan pada tekanan tidak lebih
dari 5 mmHg pada suhu 60o selama 3 jam dan dilarutkan dalam
kloroform pekat hingga kadar lebih kurang 1% dan diukur dengan sel 1,0 mm,
menunjukkan maksimun hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada
eritromisin BPFI (Departemen Kesehatan Indonesia,1995)
Eritromisin
termasuk antibiotika golongan makrolid dan efektif baik untuk kuman gram
positif maupun gram negatif. Antibiotika ini dihasilkan oleh Streptomyceserythreus dan digunakan untuk pengobatan akne. Eritromisin berikatan dengan
ribosom 50S bakteri dan menghalangi translokasi molekul peptidil-tRNA dari
akseptor ke pihak donor, bersamaan dengan pembentukan rantai polipepetida dan
menghambat sintesis protein. Eritromisin juga memiliki efek anti-inflamasi yang
membuatnya memiliki kegunaan khusus dalam pengobatan akne (IAI,2010)
III.
Metode
Analisis
A. Pre-treatment (preparasi sampel)
Secara
rinci dibagi menjadi dua cara yaitu :
1. Melarutkan basis salep
Salep ditimbang dan dimasukkan ke dalam beakr glass. Kemudian
dimasukkan cera dan air ke dalam beaker glass tersebut. Dipanaskan sampai cera
melarut di atas lapisan air. Didinginkan. Basis salep yang terbawa di atas
beaker glass akan membeku dan dipisahkan dari basis larut airnya.
2. Melarutkan zat aktif
Salep ditimbang dan dimasukkan ke dalam mortir. Dimasukkan ke dalam
mortir tersebut sejumlah etanol dan digerus. Etanol dipilih karena eritromisin mudah larut dalam etanol. Kemudian disaring
dan diambil larutan hasil penyaringan. Siap untuk dianalisis.
B. Uji Kualitatif
Reaksi pendahuluan : sampel + H2SO4
pekat à warna-warna Reaksi spesifik :
1. + H2SO4 pekat di
dalam lemari asam à
hitam pekat
2. + HNO3 pekat à
kuning + air à hijau
(Laboratorium KFA UNPAD, 2009)
C.
Uji
Kuantitatif Penentuan Kadar
Lakukan degassing campuran acetonitrite dan air
(90:10), simpan direservoir yang terlindung dari udara (bebas udara) kemudian
campuran ini disebut sebagai Larutan A
.
Kemudian ke dalam 1000 ml
degassed water tambahkan 0,5 ml larutan naoh ( 1 in 2) menggunakan syringe dan
needle yang sesuai untuk minimalisir kontak dengan udara lalu degas, dan simpan
direservoir terlindung dari udara, ini adalah Larutan B.
Larutan C, buat dengan menggunakan
degassed water simpan direservoir yang terlindung dari udara.
Fase gerak yang digunakan
adalah larutan A, C dan B dari reservoir
dengan rasio 56 : 37 :7
1. Diluent : siapkan campuran metanol dan air (50:50)
2. Standar preparasi : siapkan larutan erytromisin secara kuantitatif sehingga
diketahui konsentrasinya 0,66 mg per ml.
3. Preparasi standar eritromisin
B dan C : siapkan larutan dengan
konsentrasi terukur sebesar 34 µg per ml
4. Sistem suitabilitysolution : timbang 2 mg eritromisin, masukkan ke labu ukur 10 ml lalu
tambahkan 0,4 ml preparasi standar dan 6 ml standar eritromisin B dan C kocok.
Dilute dengan preparasi standar eritromisin B dan C hingga batas volume. Kocok
5. Preparasi assay:
Masukan salep yang ekuivalen
dengan 60 mg eritromisin ke dalam 125 ml labu pisah. Tambahkan 50 ml pelarut
heksan kocok labu. Ambil 20 ml eksrak lalu tampung ekstrak di labu ukur 100 ml.
Larutkan sampai volume labu ukur, kemudan saring dan ambil bagian yang jernih
untuk dianalisis dengan ketentuan kecepatan alir 1 ml/menit (Gilbert.,
USP 30-NF25 page 2061)
IV.
Evaluasi
Hitung kadar eritromisin dengan menghitung area
under curve, atau respon instrumen. sedangkan pengujuan kualitatif juga dapat
berparameter pada waktu retensi. Bandingkan dengan standar, pengujian dapat
dilakukan dengan metode kurva baku karena sampel mengandung analit tunggal.
Daftar Pustaka
Brian D, Gilbert. USP 30-NF25 page 2061. Pharmacopeial forum volume no.28
(2)
page 297
Departemen Kesehatan Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
IAI. 2010. Informasi
Spesialite Obat (ISO) Indonesia Volume 45-2010 s/d 2011. PT ISFI Penerbit.
Jakarta
Laboratorium KFA UNPAD. 2009. Panduan Praktikum Kimia Farmasi Analisis Kualitatif dan Reaksi Warna.
Fakultas Farmasi UNPAD. Jatinangor